Selasa, 01 Januari 2013

Untuk mu Semilir Angin

Di ujung angin yang kian membisu
Terik mentari menampar tiap jiwa yang haus akan kedamaian
Bumi kini begitu asing bersandar di peraduan
Lelah, lemah, seakan tak berdaya
Terkulai, lunglai memapah jiwa-jiwa nan biadab
Jiwa-jiwa yang hanya peduli pada kekuasaan..

Angin tak lagi menjadi sahabat para penggali samudra
Hujan tak lagi menyapa ramah para pengarung bumi
Dan badai????
Kali ini hanya tertawa renyuh melihat para pemuja selainNya..

Dunia suram, meski mentari masih berada di singgasananya
Malam tak lagi setemaram ketika kunang-kunang masih mau mengepakkan sayap
Gelap malam kian mencekam meski udara bertabur cahaya..

Murka menggema
Untuk mereka para pengkhianat bumi
Mereka yang memuja bumi
Mereka yang meluluh lantahkan bumi
Dan mereka yang akan ditelan bumi..

Dulu, kini, dan nanti,,
Entah apa yang akan terjadi pada bumi
Sebesar apa pun rasa marah alam
Sebesar apa pun peringatan atas rasa sakitnya
Toh, manusia tetap pada inginnya
Kuasai bumi
Tanpa peduli, tanpa mengerti

Dengan dalih demi anak cucu nanti
Gali sana gali sini
Bakar sana bakar sini
Tebang sana tebang sini
Ada pengganti????
Seringkali TIDAK,.
Hanya secuil dari jutaan manusia yang mau peduli

Jika terus begini,
Lalu bumi seperti apa yang akan dihadiahkan pada anak cucu kita nanti????

Kamis, 12 Januari 2012

Satu Pengalaman saja Tidak Cukup

Cerita ini bermula saat saya duduk di bangku SMP, dengan ditemenin sama si Ipat, keliling lah kami berdua nyari rumahnya Sri Hartati (*nama disamarkan) dengan tujuan melaksanakan tugas mulia (*red: tugas sekolah). Waktu itu, hanya dengan modal nekat dan petunjuk bahwa rumah si Sri Hartati ada di sebelah mushola, berangkatlah saya dan Ipat ke rumahnya. Udah keliling-keliling, nanya sini nanya situ, ga ada satu orang pun yang tau di mana rumah Sri. Udah hampir putus asa, akhirnya si Ipat mengenali seorang nenek yang sedang duduk di serambi depan rumahnya, tidak lain dan tidak bukan, itu adalah nenek Ipat sendiri (*entah nenek dari silsilah keluarga mana). Dan ternyata lagi, nenek itu adalah neneknya Sri,, heoooogghttt,, tau gini ga perlu repot-repot nyarinya. Usut punya usut, tetangga Sri ga ada yg tau nama lengkapny dia, so biar nanya ribuan kali pun kalo nanyanya “Misi bu, numpang nanya rumahnya Sri dimana ya??”,,, orang-orang ga bakalan ada yg kenal sama dia, tp kalo nanyanya rumah Tati,, orang-orang akan langsung nunjuk seonggok rumah ini,, Bffuuuuuuuuhhh,,,

Pengalaman berlanjut saat pertama kali saya ngekos di daerah Banjarmasin, tepatnya di Batu Benawa. Bermodalkan kepercayaan pada kakak yg sudah berpengalaman bolak-balik Bejeem, berangkatlah kami berdua dari rumah naik angkot. Pesannya orang tua, “nanti tinggal naek angkot jurusan Banjar Raya atau Teluk Dalam, nanti berhenti aja di tower aer”. Okeh,, sang kakak mengerti, dan sang adik (*red: saya) hanya manggut-manggut tanda kebingungan. (*lha wong saya baru pertama kali nginjekin kaki di Bejeem tanpa bimbingan ortu jee,, mana tau saya sama jalan). Dan akhirnya kami naek angkot jurusan Banjar Raya sesuai pesan orang tua. Selama di perjalanan, si kaka bilang “mana yaa towernya??? Saya lupa eee, tp kayanya belum ada deehh”. Hooooooooouuww,, piyee iki???? (*teriak saya dalem ati). Ternyata eh ternyata, emang kelewat, tower segede bagong entu kaga keliatan sama sekalee sodara-sodara. Dan kami terus mengikuti kemana pun sang sopir membawa angkotnya, sampai sang sopir kebingungan liat kami berdua yang kaga turun-turun. Setelah berdiskusi dengan sang sopir, akhirnya kami harus naek angkot jurusan laen, untungnya perjalanan kedua ini sampai di tempat tujuan,, heeooooggghhtttt,,, (*menghela nafas panjang)

Pernah juga tersesat sama teman (kali ini bersama Ana), waktu mau ke rumah guru SMA buat ngerayain ulang tahun beliau. Ceritanya sih simpel, karena Ana lupa dimana dia harus belok buat ngambil makanan yang udah kami pesen. Alhasil, muter lg deh,, tp akhirnya ketemu,, alhamdulillah cuman kelewatan beberapa meter doang.

Tersesat di Dufan juga pernah. (*Dufan sodaaraaa-sodaraa.. Dufaann...). Ceritanya kita satu rombongan naek bis tuu jalan-jalan ke dufan. Awalnya, seruu, nyoba ini itu, seneng-seneng. Sampai pada akhirnya lagu “Runaway”nya Linkin Park berbunyi, tanda ada panggilan masuk. “eh, cepetan balik ke bis, kita udah pada mau pulang” kata temen saya waktu itu. Dengan segera saya ngasih pengumuman ke temen-temen yang ada di situ, tapi kaga ada yang peduli. Padahal, niatnya mau pulang lebih awal dari temen-temen yang lagi pada asik maen. Tapi takdir berkata lain. Bersama Lae dan Eka, kami bertiga menyusuri jalan yang mulai rame sama pengunjung dengan muka linglung. Hebatnya, bukan hanya kami bertiga, tapi jadi berlima. Entah bagaimana keadaan bis waktu itu, yang kami tahu hanya rasa bingung dan kalut karena masih saja tidak menemukan jalan keluar dan masing-masing dari kami ditelpon supaya cepet balik ke bis. Mencak-mencak lah itu si ketua rombongan, ples dosen yg dampingin saat itu. Ya wajarlah,, wong mau pulang ke bandara dan itu udah telat banget,, ketinggalan pesawat kan bisa berabe. Tapi, apa mau dikata, tersesat tetaplah tersesat dan jalan pulang belum juga ditemukan. Dari 5 kepala yg ikut berpetualang (*kaya petualangan Sherina aja), ga ada satu orang pun yang ingat jalan pulang. Walaupun udah nanya tukang sapu, bahkan om satpam, tetep aja ga nemu jalan pulang. So, salah siapa yaa????

Nyasar dosen juga pernah (maksudnya salah dosen),, wkwkkwkwk Kejadian paling memalukan di seluruh jagat raya, ga tau tu otak kerjanya pada ga beres saat itu atau mungkin ada bidadara lewat kali yaa. Entah karena ga denger, ga nangkep atau apa, yang jelas saat itu saya salah dosen,, huwaaaa,,, berjanji dalem hati ga bakal salah lagi, tapi apa daya, baru-baru ini kejadian itu terulang, dan taraaaaaaaaaa,,,, saya salah ruangan lagi,, bffuuuuuhhh,, (*ada yang ga beres dengan otak saya, heddeeehh).

Saat pertama kali berpetualang bersama Tata, wkwkkwkwk,, keliling Jogja cuman buat nyari jalan pulang dari Malioboro dengan tujuan Kaliurang, K.A.L.I.U.R.A.N.G.. sekali lagi KALIURANG.. bffuuuuuuuhh,, Dengan modal “tahu jalan” tujuan ke Malioboro dan pulang lewat jalan yang kiri kanannya jualan bunga (*menurut Tata, dan ternyata ituu pinggiran Kali Code), dan lagi, lagi-lagi saya tersesat,, padahal sebelum ke Malioboro pun udah tersesat, saat menuju rumah Sari di jalan Magelang buat ngambil sesuatu, estegeee,, kalo terus, mungkin bisa sampai Borobudur kalii,, hmmmm,,

Pengalaman dilanjutkan saat nemenin si Fitri ke Malioboro, waktu berangkatnya siiihh muluuussss.. tapi (*benar-benar ga belajar dari pengalaman) yang harusnya pulang cuman ditempuh dalam waktu mungkin hanya 10 menit, waktu itu jadi 1 jam. Alhasil pulanglah dengan jalan yang berliku alias nyasarrrr,, wkwkwkwk Panik lah itu si Fitri, dengan kebiasaannya yang ga bisa nutup mulut kalo lagi panik, saya ajak muter-muter deh,, alias ga tau jalan pulang dan lupa ama jalan yang udah dilewati,, wkwkkwkw Sayangnya, hanya 1 jam petualangan itu berlangsung,, hmmm :D

Dan masih bejibun pengalaman nyasar itu,, heooogghhtt,, sungguh menakjubkan pengalaman saya,, Tenaaangg, kita bukan keledai qoo, jadi tdk mengapa jika kita jatuh ke lubang yang sama. Mungkin hari ini didorong orang lain, tapi besok bisa saja kita terpeleset.. (*kayanya kepala keseringan kepentuk.. wkwkkwk). Pengalaman berikutnya bersama siapa dan di mana lg yaaa???? :D

Kamis, 09 Juni 2011

Sepotong Semangka Part 1

Mencoba menuangkan sedikit ide di waktu luang, Mari diresapii,,

#Hidup ituu seperti jalan raya, ada kalanya macet, tapi ada kalanya terasa begitu lengang. Saat lengang itu lah kesempatan kita untuk balik arah/putar haluan, atau menyeberang jalan.

#Banyak rambu dan peraturan di jalan raya karena jalan tidak hanya untuk kita, masih banyak pengguna jalan raya yang lain.

#Untuk mencapai tujuan, masing-masing dari kita memiliki kendaraan yang berbeda. Ada mobil, sepeda motor, angkot, becak, sepeda, bus, kereta api, dan lain-lain. Itu semua tergantung kemampuan kita.

#Untuk selamat sampai di tujuan, kita harus menghormati dan menghargai pengguna jalan yang lain.

#Isi kembali bahan bakar mu sebelum semua habis, karena hidup harus terus berjalan.

#Becak sebaiknya beroperasi di jalan khusus becak, gunakan cara atau jalan yang sesuai dengan kemampuan mu.

#Diserempet orang tidak membuat kita untuk membalas menabraknya, justru berhati-hatilah agar orang lain tidak mengalami hal yang sama dengan kita.

#Jadilah polisi lalu lintas hidup yang baik agar kamu dapat mengatus jalan hidup mu dengan lebih bijak.

#Sahabat itu seperti plang penunjuk arah di jalanan yang akan membantu mu menemukan jalan terbaik saat kau tersesat,, *terbersit saat tersesat,, wkwkwk

#Kemarahan atau kebencian bisa mereda saat Anda memercikan sedikit saja kepedulian di hati Anda.

#Hasil tidak lagi menjadi hal yang terpenting saat kesempatan untuk mencoba terhalang dengan segala keterbatasan. Hal yang terpenting saat itu adalah kesempatan untuk mencoba. Beruntunglah Anda yang memiliki kesempatan tersebut,, *marii resapi kalimat ini saat Anda merasakan kegagalan,, ;D

#Kadang hidup seperti daun kering yang jatuh ke bumi, entah akan ke mana daun tersebut menjatuhkan diri, semua itu tergantung pada angin yang berhembus saat itu.

#Saat kita mengetahui waktu perpisahan semakin dekat, saat itu lah semua kembali terasa asing, sama seperti saat semua itu datang untuk pertama kalinya di hidup kita. Tanpa disadari atau tidak, pikiran kita akan mengulangi untuk mulai mengenalinya lagi, dan kadang pikiran kita justru berusaha untuk berhenti mengenalnya. *lebih baik tidak mengenalnya agar mudah untuk melepaskannya,, mungkin seperti itu yg ada di pikiran kita.

#Tenang, kita bukan keledai. Jadi, wajar saja jika kita terjatuh ke lubang yang sama. Kita bisa mendapat banyak pelajaran dari sana. *tp ga sering2 jg kaleee,, kalo keseringan ituu namany IQ tertancap di dasar bumi,, wkwkwkwkwk

#Rumput tetangga tidak selalu lebih hijau dari rumput kita sendiri, hanya saja sungguh sangat disayangkan jika kita menginjak rumput kita yang jauh lebih hijau dan indah.

#Ketika mengusir dan memaki orang yang disayangi menjadi cara terakhir untuk melindunginya.

#Malam memang kelam dan gelap, tapi kita bisa menjadi cahaya yang menerangi pekatnya malam,,