Selasa, 01 Januari 2013

Untuk mu Semilir Angin

Di ujung angin yang kian membisu
Terik mentari menampar tiap jiwa yang haus akan kedamaian
Bumi kini begitu asing bersandar di peraduan
Lelah, lemah, seakan tak berdaya
Terkulai, lunglai memapah jiwa-jiwa nan biadab
Jiwa-jiwa yang hanya peduli pada kekuasaan..

Angin tak lagi menjadi sahabat para penggali samudra
Hujan tak lagi menyapa ramah para pengarung bumi
Dan badai????
Kali ini hanya tertawa renyuh melihat para pemuja selainNya..

Dunia suram, meski mentari masih berada di singgasananya
Malam tak lagi setemaram ketika kunang-kunang masih mau mengepakkan sayap
Gelap malam kian mencekam meski udara bertabur cahaya..

Murka menggema
Untuk mereka para pengkhianat bumi
Mereka yang memuja bumi
Mereka yang meluluh lantahkan bumi
Dan mereka yang akan ditelan bumi..

Dulu, kini, dan nanti,,
Entah apa yang akan terjadi pada bumi
Sebesar apa pun rasa marah alam
Sebesar apa pun peringatan atas rasa sakitnya
Toh, manusia tetap pada inginnya
Kuasai bumi
Tanpa peduli, tanpa mengerti

Dengan dalih demi anak cucu nanti
Gali sana gali sini
Bakar sana bakar sini
Tebang sana tebang sini
Ada pengganti????
Seringkali TIDAK,.
Hanya secuil dari jutaan manusia yang mau peduli

Jika terus begini,
Lalu bumi seperti apa yang akan dihadiahkan pada anak cucu kita nanti????